Kamis, 21 April 2011

Jangan mudah putus asa

Seseorang berlari-lari melihat seseorang Pastor yang kondang bijak. Ia langsung nerocos mengatakan, ia telah kehilangan segala-galanya dan tidak sesuatupun penopang hidup. "Pastor saya putus asa. Saya telah kehilangan segalanya. Untuk apalagi saya hidup!"

Pastor bijak itu diam saja. Lalu ia menyodorkan sehelai kertas kosong. Ia meminta orang itu menggaris dengan pensil dari atas ke bawah di tengah kertas. Lalu ia meminta orang itu menulis di sebelah kiri, apa saja yang ia telah kehilangan dan di sebelah kanan apa yang ia masih miliki. Orang itu menolak:"Tidak perlu bagian sebelah kanan. Cukup sebelah kiri!". "Tidak" kata Pastor. "Itu lembar hidupmu! Ayo coba tulis apa yang masih anda miliki!" "Tidak ada, Pastor!"

"Apa? Tidak ada? Saya tanya kapan istrimu meninggalkan kamu?"
"Apa?" Istri saya? Ia tidak meninggalkan saya. Ia ada di rumah. Ia mencintai saya!"
"Dan berapa anak-anakmu yang masuk penjara?" tanya Pastor.
"Tidak ada, Pastor! Semua baik-baik saja di rumah!" Dan pastor pun terus bertanya hal-hal yang sama.
"Jadi kamu masih mempunyai istri yang mencintaimu dan anak-anak semuanya baik-baik saja!"
"Ya, Pastor!" jawab orang itu dan mulai diam. Ia mulai menangkap pesan Pastor yang bijak itu. Ia lalu tersenyum menyadari kesalahannya. Ia pulang dengan hati yang sukacita. Ia merasa hidupnya itu tidak sejelek yang ia pikirkan!

Sumber : Satu Perjamuan Satu Jemaat Edisi April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar